elraihany's garden..

this is my 'GARDEN' and a beautiful place to share my mind..^^

perbedaan itu indah, kawan..^^



Ekspresi 1 :
“Iihh cantiikknyaa, pengen deh kaya gitu..!”

Ekspresi 2 :
“waah pinternyaa.. Makanannya apa yaa diaa koq bisa pinter gitu..??”

Ekspresi 3 :
“aku pengen jadi kaya dia.. dia tuh perfect.. pinter, cantik, supel, anak orang kaya, wah sempurna, seneng banget deh pasti jadi dia..”


Sahabat, tidak jarang kita menemukan ungkapan-ungkapan seperti diatas.
Saya rasa ini cukup mewakili ungkapan-ungkapan lain yang satu spesies dengan ini.
Pada hakikatnya, kita memang diciptakan berbeda.
Jika antara sekian banyak orang memiliki kesamaan, itu MUNGKIN, tapi jika mereka memiliki perbedaan, itu PASTI.
Bukankah yang membuat hidup ini berwarna justru karena adanya perbedaan..??
Bayangkan jika dalam kehidupan ini tidak ada yang namanya perbedaan, mungkin kita tidak akan tahu ada warna lain dalam kehidupan ini.
Bersyukurlah karena kita diciptakan berbeda, karena perbedaan itu..indah..^_^


Kenapa perbedaan itu indah..??
Karena perbedaan itu warna, banyak perbedaan berarti banyak pula warna dalam hidup kita.
Dengan adanya perbedaan, hidup kita akan menjadi lebih berwarna.
Kenapa kita tidak yakin dengan apa yang kita miliki..?
kenapa untuk percaya diri saja kita harus menjadi orang lain..??
Jika kita tidak mampu menjadi seperti mereka yang kita inginkan, yakinlah kita memang diciptakan berbeda-beda.
Apa yang kita miliki, belum tentu mereka miliki.
Allah sudah menciptakan kita sesuai dengan porsi kita masing-masing, kenapa harus jadi orang lain..??
bukankah akan lebih nyaman jika kita menjadi diri sendiri..??
tidak perlu bersandiwara, Tidak perlu berlakon jadi orang lain.
Cukup tunjukkan apa yang ada dalam diri kita.
Sederhana bukan..??
Bayangkan jika semua manusia di bumi ini memiliki sifat, watak, bahkan fisik yang sama, akan jadi seperti apa hidup ini..?? membosankan sekali bukan..??^^


Keinginan menjadi seperti orang lain, itu memang manusiawi, lantaran sifat manusia yang tidak pernah puas.
Tapi berlaku menjadi orang lain, itu lah yang namanya tidak menghargai diri sendiri.
Kita boleh mengagumi orang lain, meneladani sifatnya, tapi BUKAN menjadi dirinya, tetaplah jadi diri kita sendiri, tetaplah jadikan hidup kita berwarna.
Selain bisa menambah rasa syukur kita kepada Allah, hidup kita juga akan lebih indah, akan lebih nyaman jika kita menjadi diri kita sendiri.
Jika ingin menjadi pribadi yang lebih baik, ambil segi positif dari orang yang kita kagumi, teladani sifatnya.
Bersyukurlah kita sebagai umat muslim, memilki Uswatun Hasanah seagung Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Beliaulah yang seharusnya kita contoh.
Beliau yang harusnya menjadi panutan kita, beliau juga yang harus kita teladani. Subhaanallah..


Jadi intinya, hargai apa yang kita miliki..
Tidak perlu takut, tidak perlu malu untuk menjadi diri sendiri..
Manusia memang tidak ada yang sempurna..
Kesempurnaan sesungguhnya adalah ketika kita mampu menghargai ketidaksempurnaan kita, dan mencoba memanfaatkannya untuk hal-hal bermanfaat dengan cara-cara yang sempurna..

Perbedaan itu indah, kawan..


Semoga bermanfaat..


mereka butuh kita, sahabat..


Saat dunia berhenti berputar..Saat manusia tak sanggup lagi berharap..Ketika mentari tak sanggup lagi berjanji..Mengiringi dunia yang engkau singgahi..Mampukah kau saling berbagi...Tanpa hasrat ingin diberi, di hadapannyaa..Di hadapanmu, Ya Rabbii...Sesungguhnya manusia takkan bisa, menikmati Surga..Tanpa ikhlas di hatinya..Sesungguhnya manusia takkan bisa, menyentuh nikmatNya..Tanpa tulus di hatinya..



***

Dengan fasih ku dengar bait demi bait lagu itu dinyanyikannya. Dengan alat musik seadanya, parau suaranya ,dan sepertinya ia juga sedang menahan rasa lapar yang ikut bernyanyi di perutnya. Dari wajahnya, tampak sekali bahwa ia berharap bertemu orang yang dermawan, yang akan memberi sedikit uang untuknya..


Bocah itu tak sendiri, ia bersama teman-temannya, menjadi “pekerja jalanan”. Mereka menjual suara dari kendaraan ke kendaraan. Jika panas mereka kepanasan, jika hujan pun mereka kehujanan. Hidup menjadi terlihat sangat keras, melihat perjuangan mereka untuk mendapat sesuap nasi yang juga begitu keras..


Dalam usianya yang masih sangat muda, mereka harus berusaha sendiri untuk menghidupi dirinya, bahkan keluarganya. Tidak peduli panas, tidak peduli hujan. Mereka yang seharusnya bisa seperti teman-teman seumurnya yang bisa menikmati bangku sekolah, telah kehilangan hak nya..


***


Sahabat, bisakah kalian bayangkan jika itu adalah adik kalian..?? atau kerabat kalian..?? bagaimana perasaan kalian..?? apakah kalian akan diam saja melihat keadaan mereka seperti itu.?? Tentu tidak, bukan..?!


Sadarlah sahabat, mereka butuh kita. Mereka adalah generasi penerus negeri ini. Inilah potret penghuni negeri kita. Masih sangat banyak yang membutuhkan uluran tangan kita, mereka butuh kita..


Sayangnya, banyak yang mampu, namun menyia-nyiakan kemampuannya. Banyak yang berharta, namun menyia-nyiakan harta yang dimilikinya. Banyak yang berilmu, namun menyia-nyiakan ilmunya.


***


Permasalahan anak jalanan tadi, itu hanyalah sebagian kecil dari fakta yang ada. Selain mereka, masih sangat banyak mereka-mereka yang membutuhkan kita..


Gunakanlah kesempatan yang ada pada kita untuk berbagi kepada mereka. Kebahagiaan sesungguhnya bukanlah ketika kita memiliki materi yang berlimpah, melainkan ketika kita mampu berempati dan berbagi walau sedikit kepada mereka..


Mereka butuh kita, sahabat..


***


Allah berfirman :

“..Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).”
{Q.S Al-Anfal : 60}

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata,

“Telah bersabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam :
‘Sebagian dari kebaikan ke-Islaman seseorang ialah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya..’.”
{HR. Tirmidzi}

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aib nya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hamba Nya selama hamba Nya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya jalan ke Syurga. Sebuah kaum yng berkumpul di salah satu rumah Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk di sisi Nya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh nasabnya.”
{Riwayat Muslim}

***


Jika engkau masih di usia muda, maka jangan katakan :

“Jika sudah tua, baru aku akan beramal..”
Tahukah engkau berapa jatah umurmu..??
Jika engkau berada di usia tua, apalagi yang engkau tunggu..??
Setelah usia tua, yang ada hanya kematian yang menunggu..
#renungan...

***


Hikmah DIAM..

“Diam adalah paling tingginya akhlak.” (HR ad-Dailami)



Lidah seseorang sering menjadi sumber bencana, manakala bergerak liar tak terkendali. Lidah tak lagi memproduksi kata-kata yang santun dan toleran, melainkan umpatan, provokasi destruktif, kebohongan, kenistaan, dan lainnya, yang berujung pada disharmoni dan rasa penuh curiga.




Ibarat harimau, lidah yang berada dalam kondisi “lapar” ini siap menerkam siapa saja, termasuk diri sendiri. Maka, lidah mesti dikendalikan dan diarahkan kepada hal-hal yang positif.




Karena ulah lidah pula, banyak kaum muslimin terperangkap dalam jerat permusuhan, pertumpahan darah, pertikaian, dan aneka bentuk kekerasan lainnya. Suatu sikap yang bertentangan secara diametral dengan nilai-nilai Islam yang mencintai kedamaian, kesejukan, dan harmoni hidup.




Ada satu pilihan bijak agar kita terhindar dari bencana yang bersumber dari bobroknya lidah, yaitu diam. Sikap diam adalah cermin kedalaman spiritual dan kebeningan hati seorang muslim. Seorang muslim yang bijak tak akan pernah mengumbar kata-kata. Apalagi kata-kata itu menjurus kepada kenistaan dan kebencian.




Ketika berhadapan dengan masalah yang pelik misalnya, seorang muslim yang bijak tak akan pernah bersikap frontal dan kasar. Ia akan mencerna dan memahami setiap detail masalah, kemudian bicara seperlunya sesuai konteks.


Benar kata Rasulullah SAW, sikap diam akan menyelamatkan kita dari kehancuran dan nestapa kehidupan. Bahkan, sikap diam menyiratkan tingkat kedalaman iman kita kepada Allah SWT. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)




Sikap diam mengandung sejuta hikmah, walau tak semua orang bisa menikmati atau sekadar mencicipi manisnya hikmat tersebut. Rasulullah bersabda, “Diam itu adalah hikmah, tapi sedikit orang yang melakukannya.” (HR. Baihaqi)




Dalam konteks dan situasi bagaimana kita harus bersikap diam? Minimal ada enam perkara kita harus memilih sikap diam dan menghindari perkara tersebut. Yaitu debat kusir, ghibah, berbicara tentang hal-hal yang tidak berguna, syatm, buhtân, dan fitnah.




Debat Kusir


Lidah kita sering gatal untuk mendebat seseorang karena persoalan sepele. Kita pun lantas menikmati perdebatan tersebut karena rasa superior dan tingginya gengsi hati. Didorong oleh sikap tidak mau kalah. Tak jarang, perdebatan diakhiri dengan pertengkaran fisik.




Debat kusir adalah kejahatan lidah yang sangat berbahaya. Orang yang memaksakan diri “berjudi” di arena debat kusir, sesungguhnya ia sedang membawa dirinya ke dalam jurang kehancuran.




Bagi seorang muslim, tak ada alasan pembenar melakukan debat kusir. Menghindarinya adalah pilihan yang sangat arif untuk menyelamatkan diri dari lubang kehancuran dan murka Allah. Kemampuan meninggalkan debat kusir sesungguhnya merupakan barometer kesempurnaan iman.




Rasulullah bersabda, “Tidak beriman seseorang hingga ia meninggalkan perdebatan walau perdebatan itu benar, dan meninggalkan kebohongan walau hanya sekadar main-main.” (HR. Ibnu Wahab)



Berbicara Hal yang Tidak Berguna

Salah satu alasan mengapa seseorang berbicara hal-hal yang tidak berguna, adalah untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa ia cerdas dan berwawasan luas. Padahal, orang yang banyak bicara, apalagi hal-hal yang tidak berguna, sesungguhnya seperti tong kosong nyaring bunyinya. Jiwanya kering dan otaknya miskin. Ucapan yang keluar dari lidahnya tak ubah seperti sampah yang baru diangkat dari tempatnya. Menjijikkan.



Menghindari berbicara hal-hal yang tidak berguna, tidaklah mudah. Apalagi lidah memang tidak bertulang. Tapi hal itu harus dilakukan oleh seorang muslim, karena merupakan barometer kesempurnaan agamanya.



Ketika seorang muslim mampu menahan lidahnya dari berbicara hal-hal yang tidak perlu, maka semakin tinggi dan sempurna derajat keberagamaannya di mata Allah. “Di antara kesempurnaan Islam seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Tirmidzi)



Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Anas ibn Malik RA bercerita: Suatu hari pada Perang Uhud, aku melihat seorang pemuda yang mengikatkan batu ke perutnya lantaran kelaparan. Ibunya lalu mengusap debu dari wajahnya sambil berkata, ”Semoga surga menyambutmu, wahai anakku.”



Ketika melihat pemuda yang terdiam itu, Nabi SAW bertanya, ”Tidakkah kamu ketahui mengapa ia terdiam saja? Mungkin ia tak ingin bicara yang tak perlu, atau ia menolak dari hal-hal yang membahayakan dirinya.”

Dalam riwayat lain Nabi bersabda, ”Kalau kamu menemukan seseorang yang sangat berwibawa dan banyak diamnya, ketahuilah mungkin ia sudah memperoleh hikmah.”



Syatm

Syatm berarti perkataan yang di dalamnya terkandung unsur penghinaan, permusuhan, kedengkian, menyakiti, atau menjatuhkan harga diri orang lain. Perkataan jenis ini seringkali dilontarkan untuk sebutan-sebutan berlebihan dengan maksud menghina dan mengerdilkan seseorang.



Suatu ketika ada seorang Sahabat yang mencemooh Ali ibn Abu Thalib RA karena kepalanya yang tidak berambut. Sahabat itu berkata, ”Hai, lihat! Sudah datang si botak!” Mendengar ucapan itu Nabi bersabda, ”Janganlah kau kecam Sahabat-sahabatku.” (HR. al-Bukhari)



Ucapan bernada syatm, biasanya merupakan representasi sikap seseorang yang keras kepala, sombong, angkuh, merasa paling berkuasa, dan maunya menang sendiri. Lebih dari itu, ucapan ini pertanda bahwa hati si pengucap keras dan berkarat.



Sebagai muslim, tak perlu kita melancarkan serangan balik kepada pihak yang menghina kita. Karena tak ada manfaatnya. Melakukan serangan balik justru akan memperuncing masalah. Berdoalah kepada Allah, agar orang tersebut dibukakan mata hati dan otaknya.



Ghibah

Ghibah (bergunjing) adalah perbuatan keji dan kotor. Orang senang menggunjing ibarat suka memakan daging bangkai saudaranya sendiri. Ali ibn Abu Thalib seperti dinukil al-Maraghi berkata, “Hindarilah pergunjingan (ghibah), karena ia adalah makanan anjing-anjing manusia.”



Ghibah adalah menyebutkan hal-hal yang tidak disukai orang lain, walaupun itu benar. Baik berkaitan dengan kondisi badan, agama, dunia, jiwa, akhlak, harta, dan lainnya. Cara ghibah bermacam-macam. Di antaranya membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-olok.



Suatu hari Aisyah RA pernah berkata kepada Rasulullah tentang Shafiyyah bahwa ia wanita yang pendek. Beliau bersabda, “Sungguh kamu telah berkata dengan suatu kalimat yang jika dicampur dengan air laut niscaya ia akan mengubah air laut itu.” (HR. Abu Daud)



Orang yang suka melakukan ghibah menunjukkan kelemahan dan kemiskinan diri. Seandainya ia kaya, tidak mungkin ia menggunjing orang lain, karena masih banyak masalah-masalah lain yang lebih berguna dan bermanfaat untuk dibicarakan.



Karena ghibah merupakan perbuatan keji, sudah barang tentu pelakunya akan dimasukkan ke dalam api neraka. “Barangsiapa menolak (ghibah) atas kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api neraka dari wajahnya.” (HR. Ahmad)



Buhtân

Buhtân berupa penyebaran kebohongan tentang seseorang, atau rekayasa rumor negatif tentang seseorang yang tujuannya untuk menjatuhkan harga dirinya.



Frekuensi buhtân akan meningkat ketika terjadi kompetisi antara dua tokoh atau lebih memperebutkan jabatan tertentu. Berbagai intrik destruktif dilancarkan untuk memberi stigma negatif terhadap calon lainnya. Tujuannya untuk mereduksi kepercayaan masyarakat terhadap seorang calon, sehingga mereka akan berpaling ke calon lain.



Buhtân menjadikan rivalitas antara tokoh yang memperebutkan kekuasaan tertentu menjadi tidak fair dan cenderung menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Ini perlu diwaspadai, karena akan menjadi bom waktu yang siap meledak kapan saja. Chaos di tengah masyarakat akan terjadi.



Buhtân juga kerap menimpa seorang alim. Terutama ketika para alim berseberangan ide atau gagasan keagamaan yang dikembangkan alim lainnya. Di sinilah perlunya membangun sikap saling memahami dan menghargai. Tak ada klaim yang paling benar. Apalagi, menyangkut masalah-masalah kontroversial.



Fitnah

Fitnah biasanya pecah karena dibakar kedengkian dan kebencian terhadap seseorang. Fitnah lahir sebagai akumulasi dari ghibah dan buhtân. Ia merupakan kejahatan tertinggi yang diproduksi oleh lidah.



Fitnah ada di mana-mana dan menimpa siapa saja tanpa pandang status. Seorang tetangga misalnya, tega memfitnah tetangga lainnya hingga kehidupan keluarga tetangganya itu berantakan. Atau, karena ambisi memperoleh kedudukan yang lebih tinggi, orang tega memfitnah atasannya sehingga karirnya hancur.



Taktik busuk menebarkan fitnah untuk kepentingan pribadi atau golongan ini lazim terjadi di tengah-tengah kehidupan kita. Maka terhadap fitnah, orang Islam harus selalu waspada. Waspada untuk tidak berbuat fitnah, dan waspada untuk menghadapi fitnah dari pihak lain.



Di Tanah Air, sering kita saksikan keributan dan kerusuhan antaretnis, umat beragama, suku, bahkan antarmuslim sendiri, dengan penyebab utama adalah fitnah dan adu domba. Begitu besarnya bahaya dan dosa fitnah, maka Islam mengkategorikannya sebagai perbuatan lebih kejam dari pembunuhan (QS Al-Baqarah [2]: 191).



Bahkan Rasulullah mempertegas lagi dengan sabdanya, “Tak akan masuk surga orang yang suka menebar fitnah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)



Fitnah ibarat menyulut ranting kering. Ia akan cepat merebak ke mana-mana dan membakar apa saja yang dilaluinya. Cara terbaik untuk terhindar dari fitnah adalah jangan pernah sedikitpun terdetik dalam hati kita untuk memfitnah. Ketika datang dorongan kuat dari nafsu untuk memfitnah, beristighfarlah dan mohonlah ampun kepada Allah.



Ada baiknya kita renungi kembali perkataan Ali ibn Abu Thalib tentang pentingnya merawat lidah, ”Betapa banyak darah tumpah karena lidah. Betapa banyak manusia binasa karena lidahnya. Dan betapa banyak ucapan yang menyebabkan kamu kehilangan kenikmatan. Maka simpanlah perbendaharaan lidahmu, sebagaimana kamu menyimpan perbendaharaan emas dan uangmu.” Wallâhu a’lam bish-shawâb.



Silahkan Share ke ke Rekan Anda jika menurut anda ini bermanfaat.

Semoga bermanfaat.



Oleh : KH. Muhammad Idris Jauhari

Shared By Catatan Catatan Islami Pages

Tips Mudah Merawat Rambut Berjilbab....


Bismillahir-Rahmanir-Rahim...


      Rambut berjilbab butuh perawatan yang berbeda. Beberapa kerusakan rambut yang umum dikeluhkan adalah rambut terlalu berminyak, kerontokan dan ketombe. Sebenarnya, ada beberapa tips mudah sehingga rambut yang diamanahkanNya untuk ditutup ini akan tetap sehat dan indah.


1. Keramas secara teratur

    Cucilah rambut dengan teratur minimal dua sampai tiga hari sekali. Gunakan sampo dari bahan alami dan sesuaikan dengan jenis rambut Anda. Bisa juga menggunakan sampo yang mengandung sari lidah buaya karena berkhasiat memperbaiki pertumbuhan rambut dan mengurangi kerontokan. Khusu untuk rambut yang lepek/berminyak, gunakan sampo bersifat lembut yang aman dipakai setiap hari dan bilas dengan air suam suam kuku. Pastikan membilas dengan bersih karena ketombe dapat disebabkan oleh sisa sampo yang masih menempel di kulit kepala. Selalu gunakan kondisioner sehabis keramas agar rambut lembut, harum, dan kuat.




2. Gunakan masker rambut dan hair tonic

     Gunakan masker rambut seminggu sekali untuk menjaga kesehatan dan kekuatan akar rambut. Masker rambut siap pakai banyak tersedia di toko-toko kosmetik. Pilihlah yang sesuai dengan jenis rambut Anda. Misalnya, sari alpukat untuk jenis rambut kering atau sari jeruk nipis untuk rambut berminyak dan berketombe. Untuk menguatkan akar rambut pilihlah yang mengandung ginseng. Gunakan masker setelah keramas, kemudian oleskan di sekitar rambut. Diamkan selama lebih kurang 15 menit, lalu bilas kembali menggunakan air bersih.

   Untuk membantu menguatkan akar rambut, manfaatkan serum antirontok atau hair tonic. Hair tonic dapat digunakan setiap habis keramas.




3. Rajin menyisir rambut

     Rajinlah menyisir rambut minimal tiga kali sehari. Menyisir rambut sama halnya dengan melakukan pemijatan kulit kepala yang bermanfaat membantu kelancaran peredaran darah. Sebaiknya gunakan sisir plastik yang bergigi jarang untuk mencegah kerontokan rambut. Hindari menarik garis belahan rambut hanya pada satu sisi karena kerontokan bisa berawal dari garis belahan rambut.



4. Hindari rambut basah saat berjilbab

     Jangan mengenakan jilbab saat rambut dalam kondisi basah sebab akan mempertinggi kadar kelembaban rambut yang menyebabkan rambut rontok. Biarkan rambut kering alami. Jika harus mengeringkan rambut dengan hair dryer,gunakan temperatur rendah dengan jarak 10-15 cm dari rambut.



5. Model rambut yang praktis

     Hindari rambut terlalu panjang karena akan membuat kepala menjadi terasa lebih panas akibat kurangnya sirkulasi udara. Sebaiknya panjang rambut tidak melebihi 60 cm. Disarankan juga untuk menghindari model potongan rambut berponi. Poni bisa merepotkan Anda karena harus terus membereskan rambut-rambut poni yang keluar dari kerudung.


6. Jangan mengikat rambut terlalu keras

     Bila rambut Anda panjang terurai, gunakan karet rambut yang tidak terlalu keras. Jepit rambut lebih disarankan karena tidak terlalu kuat menarik rambut. Hindari mengikat rambut terlalu kencang dan terlalu lama karena bisa membuat rambut patah dan rontok.


7. Pilih bahan jilbab yang nyaman

     Pilih jilbab dengan bahan yang tidak panas dan nyaman digunakan. Jilbab berbahan katun atau kaus dapat menjadi pilihan untuk penggunaan sehari-hari. Bahan tersebut memiliki pori-pori yang dapat melancarkan sirkulasi udara bagi rambut. Gantilah kerudung setiap hari untuk menjaga kebersihan dan keharuman rambut.

8. Pilih warna yang tepat

     Hindari warna jilbab yang gelap seperti hitam karena mudah menyerap panas. Hal ini dapat membuat wilayah kepala dan rambut menjadi lebih panas. Demikian juga dengan lapisan dalam kerudung. Pilihlah warna terang atau putih.

9. Kenakan model jilbab yang sederhana

     Saat ini model jilbab sangat bervariasi dengan berbagai kombinasi warna dan bahan bertumpuk-tumpuk. Untuk pemakaian sehari-hari dengan tingkat aktivitas yang tinggi sebaiknya hindari pemakaian model jilbab bertumpuk seperti ini.


    Menggunakan jilbab lebih dari empat lapisan dapat memicu timbulnya keringat di kepala yang berkembang menjadi ketombe. Pada siang hari cukup kenakan jilbab yang terdiri atas dua lapis saja, yakni lapisan tipis sebagai dalaman (ciput) dan jilbab atau kerudung. Bagi perempuan pekerja, gunakan bahan lebih tebal untuk melindungi kulit kepala dari embusan AC yang dapat membuat rambut menjadi kering.


10. Jangan terlalu sering mengikat jilbab anda di bagian leher.

     Udara yang keluar masuk ke rambut anda akan semakin menipis jika anda mengikat kerudung di leher. Kerudung sebaiknya dilepas hingga bagian tepinya menjuntai agar rambut mudah bernafas





Sumber : kompas.com; tabloid nova; indojilbab.com

http://ruangmuslim.com/rm-muslimah/4088-mudahnya-merawat-rambut-berjilbab.html




Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....


Marilah Setiap detak-detik jantung..,

selalu kita isi dengan..

Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma wabihamdika AsyaduAllahilaha illa Anta Astagfiruka wa'atubu Ilaik


Air Mata Rindu seorang Bilal..

Bismillahir-Rahmanir-Rahim ...

Langit Madinah kala itu mendung. Bukan mendung biasa, tetapi mendung yang kental dengan kesuraman dan kesedihan. Seluruh manusia bersedih, burung-burung enggan berkicau, daun dan mayang kurma enggan melambai, angin enggan berhembus, bahkan matahari enggan nampak. Seakan-akan seluruh alam menangis, kehilangan sosok manusia yang diutus sebagai rahmat sekalian alam. Di salah satu sudut Masjid Nabawi, sesosok pria yang legam kulitnya menangis tanpa bisa menahan tangisnya.

*****

Waktu shalat telah tiba. Bilal bin Rabah, pria legam itu, beranjak menunaikan tugasnya yang biasa: mengumandangkan adzan.


Allahu Akbar, Allahu Akbar...

Suara beningnya yang indah nan lantang terdengar di seantero Madinah. Penduduk Madinah beranjak menuju masjid. Masih dalam kesedihan, sadar bahwa pria yang selama ini mengimami mereka tak akan pernah muncul lagi dari biliknya di sisi masjid.


Asyhadu anla ilaha illallah, Asyhadu anla ilaha ilallah...

Suara bening itu kini bergetar. Penduduk Madinah bertanya-tanya, ada apa gerangan. Jamaah yang sudah berkumpul di masjid melihat tangan pria legam itu bergetar tak beraturan.


Asy...hadu.. an..na.. M..Mu..mu..hammmad. ..

Suara bening itu tak lagi terdengar jelas. Kini tak hanya tangan Bilal yang bergetar hebat, seluruh tubuhnya gemetar tak beraturan, seakan-akan ia tak sanggup berdiri dan bisa roboh kapanpun juga. Wajahnya sembab. Air matanya mengalir deras, tidak terkontrol. Air matanya membasahi seluruh kelopak, pipi, dagu, hingga jenggot. Tanah tempat ia berdiri kini dipenuhi oleh bercak-bercak bekas air matanya yang jatuh ke bumi. Seperti tanah yang habis di siram rintik-rintik air hujan.

Ia mencoba mengulang kalimat adzannya yang terputus. Salah satu kalimat dari dua kalimat syahadat. Kalimat persaksian bahwa Muhammad bin Abdullah adalah Rasul ALLAH.


Asy...ha..du. .annna...

Kali ini ia tak bisa meneruskan lebih jauh. Tubuhnya mulai limbung. Sahabat yang tanggap menghampirinya, memeluknya dan meneruskan adzan yang terpotong.

Saat itu tak hanya Bilal yang menangis, tapi seluruh jamaah yang berkumpul di Masjid Nabawi, bahkan yang tidak berada di masjid ikut menangis. Mereka semua merasakan kepedihan ditinggal Kekasih ALLAH untuk selama-lamanya. Semua menangis, tapi tidak seperti Bilal. Tangis Bilal lebih deras dari semua penduduk Madinah. Tak ada yang tahu persis kenapa Bilal seperti itu, tapi Abu Bakar ash-Shiddiq ra. tahu. Ia pun membebastugaskan Bilal dari tugas mengumandangkan adzan.

Saat mengumandangkan adzan, tiba-tiba kenangannya bersama Rasulullah SAW berkelabat tanpa ia bisa membendungnya. Ia teringat bagaimana Rasulullah SAW memuliakannya di saat ia selalu terhina, hanya karena ia budak dari Afrika. Ia teringat bagaimana Rasulullah SAW menjodohkannya. Saat itu Rasulullah meyakinkan keluarga mempelai wanita dengan berkata, ”Bilal adalah pasangan dari surga, nikahkanlah saudari perempuanmu dengannya." Pria legam itu terenyuh mendengar sanjungan Sang Nabi akan dirinya, seorang pria berkulit hitam, tidak tampan, dan mantan budak.

Kenangan-kenangan akan sikap Rasul yang begitu lembut pada dirinya berkejar-kejaran saat ia mengumandangkan adzan. Ingatan akan sabda Rasul, ”Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.” lalu ia pun beranjak adzan, muncul begitu saja tanpa ia bisa dibendung. Kini tak ada lagi suara lembut yang meminta istirahat dengan shalat.

Bilal pun teringat bahwa ia biasanya pergi menuju bilik Nabi yang berdampingan dengan Masjid Nabawi setiap mendekati waktu shalat. Di depan pintu bilik Rasul, Bilal berkata, ”Saatnya untuk shalat, saatnya untuk meraih kemenangan. Wahai Rasulullah, saatnya untuk shalat.” Kini tak ada lagi pria mulia di balik bilik itu yang akan keluar dengan wajah yang ramah dan penuh rasa terima kasih karena sudah diingatkan akan waktu shalat.

Bilal teringat, saat shalat ’Ied dan shalat Istisqa’ ia selalu berjalan di depan Rasulullah dengan tombak di tangan menuju tempat diselenggarakan shalat. Salah satu dari tiga tombak pemberian Raja Habasyah kepada Rasulullah SAW. Satu diberikan Rasul kepada Umar bin Khattab ra., satu untuk dirinya sendiri, dan satu ia berikan kepada Bilal. Kini hanya tombak itu saja yang masih ada, tanpa diiringi pria mulia yang memberikannya tombak tersebut. Hati Bilal makin perih.

Seluruh kenangan itu bertumpuk-tumpuk, membuncah bercampur dengan rasa rindu dan cinta yang sangat pada diri Bilal. Bilal sudah tidak tahan lagi. Ia tidak sanggup lagi untuk mengumandangkan adzan.

Abu Bakar tahu akan perasaan Bilal. Saat Bilal meminta izin untuk tidak mengumandankan adzan lagi, beliau mengizinkannya. Saat Bilal meminta izin untuk meninggalkan Madinah, Abu Bakar kembali mengizinkan. Bagi Bilal, setiap sudut kota Madinah akan selalu membangkitkan kenangan akan Rasul, dan itu akan semakin membuat dirinya merana karena rindu. Ia memutuskan meninggalkan kota itu. Ia pergi ke Damaskus bergabung dengan mujahidin di sana.

Madinah semakin berduka. Setelah ditinggal al-Musthafa, kini mereka ditinggal pria legam mantan budak tetapi memiliki hati secemerlang cermin.

*****

Jazirah Arab kembali berduka. Kini sahabat terdekat Muhammad SAW, khalifah pertama, menyusulnya ke pangkuan Ilahi. Pria yang bergelar Al-Furqan menjadi penggantinya. Umat Muslim menaruh harapan yang besar kepadanya.

Umar bin Khattab berangkat ke Damaskus, Syria. Tujuannya hanya satu, menemui Bilal dan membujuknya untuk mengumandangkan adzan kembali. Setelah dua tahun yang melelahkan; berperang melawan pembangkang zakat, berperang dengan mereka yang mengaku Nabi, dan berupaya menjaga keutuhan umat; Umar berupaya menyatukan umat dan menyemangati mereka yang mulai lelah akan pertikaian. Umar berupaya mengumpulkan semua muslim ke masjid untuk bersama-sama merengkuh kekuatan dari Yang Maha Kuat. Sekaligus kembali menguatkan cinta mereka kepada Rasul-Nya. Umar membujuk Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan.

Bilal menolak, tetapi bukan Umar namanya jika khalifah kedua tersebut mudah menyerah. Ia kembali membujuk dan membujuk. ”Hanya sekali”, bujuk Umar. ”Ini semua untuk umat. Umat yang dicintai Muhammad, umat yang dipanggil Muhammad saat sakaratul mautnya. Begitu besar cintamu kepada Muhammad, maka tidakkah engkau cinta pada umat yang dicintai Muhammad?”

Bilal tersentuh. Ia menyetujui untuk kembali mengumandangkan adzan. Hanya sekali, saat waktu Subuh..

Hari saat Bilal akan mengumandangkan adzan pun tiba. Berita tersebut sudah tersiar ke seantero negeri. Ratusan hingga ribuan kaum muslimin memadati masjid demi mendengar kembali suara bening yang legendaris itu.

**********


Cute Blue Flying Butterfly

kasih makan yuk ikannya ^_^


what time is it??

About Me

Foto Saya
Wulan Rahmadani
Assalamu'alaikum.. saya Wulan, perempuan berdarah Jawa kelahiran tahun 'sembilan dua'. Merupakan anak pertama dari 5 bersaudara dan mahasiswi Akuntansi di salah satu Universitas di Yogyakarta, yang Insya Allah 2014 nanti mengenakan toga (Aamiin).. hobi menulis, mencintai alam (tapi bukan anak mapala hehee), penyuka seafood, makanan pedas, dan bukan golongan penyuka kecap.. suka jalan-jalan, ingin terus belajar dan berbagi. yaa, belajar, berbagi, dan selanjutnya menyejarah melalui kata..!! ^^
Lihat profil lengkapku

anda pengunjung ke...

calendar..

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blogger Templates
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Followers